Minggu, 27 Desember 2009

Keteguhan


Ketika Raja Louis XVI digulingkan dari takhtanya dan dijebloskan ke dalam penjara, puteranya yang merupakan pangeran penerus takhta kerajaan diculik oleh orang-orang yang mengkudeta kerajaan.

Sang pangeran dihadapkan pada hal-hal yang paling menjijikan secara moral. Mereka pikir, jika sang pangeran terpengaruh pada godaan duniawi maka ia tidak akan bisa mencapai takdirnya sebagai raja.

Setiap hari, sang pangeran disuguhi berbagai makanan yang mewah yang jumlahnya sangatlah banyak, minuman anggur, para pelacur yang sangat erotis, bahkan kata-kata jorok dan kasar yang tidak layak diucapkan oleh bangsawan seperti dia.

Hari berganti hari, hingga akhirnya setelah enam bulan, mereka menyerah. Sang pangeran ternyata tidak tergoda sedikit pun terhadap godaan dunia. Mereka pun bertanya kenapa sang pangeran begitu teguh. Sang pangeran berujar, ”Aku tidak mungkin melakukan hal-hal menjijikan seperti itu, karena sejak dilahirkan Aku telah ditakdirkan sebagai seorang raja“.

Kita harus mempunyai keteguhan dalam mempertahankan impian kita. Tidak dapat dimungkiri bahwa perjalanan menuju ke tangga sukses penuh onak dan duri.

Lantas bagaiamana kita bisa memiliki keteguhan? Yang terpenting kita harus mempunyai paradigma atau citra diri yang positif kepada diri kita. Siapakah kita? Apa takdir kita di dunia ini?

Diri Anda andalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Takdir Anda adalah mengabdikan dirinya. Menyerukan namanya di dunia ini. Apapun impian Anda, berjuanglah atas nama Dia. Maka, rintangan apapun tidak akan bisa menghalangi Anda.

Jika Dia hendak mengangkat Anda, tidak ada seorang pun yang bisa menjatuhkan Anda. Begitupun jika Dia hendak menjatuhkan Anda, maka tak seorang pun di dunia ini yang bisa mengangkat Anda.

Dunia memberi apa Yang kita Fokuskan



bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun jadi kerdil

Namun bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan hal-hal penting dan berharga

Tindakan anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiaran kita.

Padahal dunia tidak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri

Maka bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita

Rabu, 09 Desember 2009

MEngAsAH KEmaMPuaN DiRi


kapak motivasi Seorang penebang mengasah kapaknya untuk mengumpulkan kayu. Seorang pemburu mengasah pisau dan mengencangkan busur. Seorang penulis meraut pensil. Mereka semua harus memperbarui peralatannya. Mereka itu adalah anda dan saya. Ini adalah prinsip sederhana tentang produktivitas. Tentu, tidak akan banyak pohon yang bisa ditebang oleh kapak yang telah tumpul dan aus. Tidak akan ada buruan yang mampu ditaklukkan oleh busur yang telah renta. Tidak ada sebuah kata bisa tertulis dari pensil yang patah. Maka, apa yang harus kita asah agar tetap meraih kehidupan pribadi dan karier yang penuh dan berlimpah?Anda memiliki sesosok tubuh yang pasti renta terkikis usia. Juga kecerdasan
yang segera tak banyak berarti tertinggal kemajuan jaman. Serta sekepal hati
nurani yang mudah diburamkan oleh debu-debu dunia. Maka tiada yang patut kita rawat selain tubuh agar senantiasa menjadi rumah yang nyaman bagi jiwa. Tiada yang perlu kita asah selain pikiran dan ketrampilan agar selalu dapat digunakan untuk membuka pintu kemakmuran. Serta, tiada yang harus kita pertajam selain hati nurani yang memungkinkan kita mendengar nyanyian kebahagiaan hidup ini.

Sumber : milis indonesia-community

Senin, 16 November 2009

THINK LIKE HER.

Pernah suatu hari saya mendengar seorang kawan membacakan sebuah berita yang yaa..hh, sedikit menyebalkan. Isi berita itu kira-kira begini, ada seorang TKW yang baru pulang dari luar negeri tempatnya bekerja, ia bermaksud menengok keluarganya di kampung. TKW tersebut sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak TKW yang menjadi korban asusila di negeri orang. Sayapun tidak mengetahui secara jelas apakah ia akhirnya menjadi wanita penghibur atau tetap sebagai PRT tapi plus-plus, yang jelas penghasilannya bertambah melebihi PRT biasa. Dengan begitu dia bisa mengirim uang ke kampung lebih banyak.

Nah, sesampainya di kampung ternyata perempuan ini hanya memberikan uang pada keluarganya lalu ia dengan segera berangkat lagi ke luar negeri tempatnya bekerja. Padahal di kampung ia mempunyai anak dan suami yang sangat merindukannya, yang tentunya sangat berharap agar ia bisa tinggal lebih lama lagi, atau bahkan tidak usah pergi lagi. Tapi apa yang terjadi, ia hanya datang sekedarnya lalu pergi begitu saja.

Setelah membaca berita itu kawan saya berkomentar ;"sungguh tidak punya hati perempuan itu, sudah di luar kerjanya gak bener, eh pulang pulang cuma ngasih duit lalu pergi, apaan tuh..?!". Dan sayapun setuju dengan pendapatnya tersebut. Tapi, setelah dipikir dan direnungkan kembali dan bahkan setelah saya memposisikan diri menjadi perempuan itu, sayapun berubah pikiran. Ya..., kalau saya menjadi dia, maka saya rasa sayapun akan melakukan hal yang sama.

Eeeiiing...!!!???
Bayangkan saja, kalau kita menjadi dia.
Sudah ternoda, kotor, busuk...
Apa masih punya muka untuk berlama-lama di kampung??
Kalau saya sih pulang kampung aja ga punya nyali kali..!!
Tapi karena rindunya yang sudah membungkah, pada anak dan keluarga maka iapun mengumpulkan segenap keberanian, kekuatan, dan muka tembok tentunya untuk pulang dan bertemu mereka walaupun hanya sesaat..
Ia tahu, keluarganya memerlukan uang. Maka iapun memberikannya.
Ia juga tahu, keluarganya merindukannya. Maka iapun datang.
Tapi iapun tahu, ia tak pantas lagi ada di situ. Tak berhak lagi akan cinta keluarganya. Tak bisa lagi menikmati kebahagiaan bersama mereka. Ia pikir, ia hanya akan mengotori kesucian keluarganya. Maka iapun pergi, begitu saja.....

Sekarang, mari kita tanyakan kembali. Apa perempuan itu tidak punya hati??
I just can say...
Let's think like her..





from:lia's deepest heart.

Selasa, 11 Agustus 2009

"...Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku..." (QS. al-Baqarah: 186)


Suatu hari Mas-dhenk bingung, kenapa ketika seseorang ibadah kepada Allah, malah lalu tidak boleh minta sama Allah?

(-) Loh, memangnya siapa yang mengatakan nggak boleh minta?

(+) Ya orang-orang

(-) Orang yang mana?

(+) Ya yang mengatakan, "ibadah, ibadah saja jangan minta-minta sama Allah." Atau, "Sedekah sedekah saja, masa sih sedekah karena pengen sesuatu? Salah tuh..." Orang-orang seperti ini nih yang saya bingungkan, kata Mas-dhenk.

(-) Loh, kenapa kamu menyerang mereka-mereka itu? Bukannya mereka itu bagus? Dan mengajarkan kemurnian ibadah?

(+) Ya, bagus-bagus saja. Tapi kalau mengajarkan keikhlasan sambil menyekat hamba-Nya dari Allah, apakah masih bagus disebutnya?

(-) Tapi siapa juga yang menyekat? Kan mengajarkan keikhlasan?

(+) Apa coba sebutannya buat mereka yang melarang hamba-Nya meminta sama Allah? Apa bukan menyekat tuh? Memberi dinding antara seorang hamba dengan Allah?

(-) Ya, nggak gitu sih...

(+) Nggak gitu gimana?

(-) Inikan sekedar mengajarkan keikhlasan.

(+) Guru saya pernah bilang, bila ada yang mengajarkan kebaikan, tapi disaat yang sama mengajarkan keburukan, itulah setan?

(-) Maksudnya?

(+) Ya setan'kan masuk lewat pintu ilmu. Satu sisi mengajarkan perbuatan baik dilakukan dengan keikhlasan. Tapi di sisi yang lain, seseorang tidak diperbolehkannya meminta sama Allah. Apa ini bukan kerjaan setan?

(-) Wah, terlalu jauh tuh. Masa menyamakan mereka yang berpendapat seperti itu seperti setan?

(+) Ya nggak sih. Tapi'kan begitu cara kerjanya setan. Halus banget. Kita nggak berani ngebantah perkataan, "ibadah-ibadah saja, jangan minta-minta sama Allah." Iya'kan? Nggak berani? Sebab kalau berani membantah berarti tidak ikhlas?

(-) Iya juga sih.

(+) Gini... boleh ga meminta sama Allah?

(-) Boleh.

(+) Meminta itu berdo'a bukan?

(-) Ya... sama dengan berdo'a.

(+) Jadi... boleh nih berdo'a?

(-) Ya, bolehlah... malah jadi ibadah.

(+) Ok, malah jadi ibadah ya?

(-) Ya... jadi ibadah.

(+) Terus... boleh ga seseorang yang tidak ibadah meminta sama Allah?

(-) Maksudnya?

(+) Boleh ga seseorang yang tidak shalat misalnya, lalu dia berdo'a kepada Allah?

(-) Boleh saja... berdo'a'kan tidak mempersyaratkan apapun, kecuali sebagai akhlak.

(+) Jadi, boleh nih, seorang preman misalnya, berdo'a kepada Allah?

(-) Ya... boleh.

(+) Walau dia tidak shalat?

(-) Ya, boleh... meski dia tidak shalat, dia berhak berdo'a.

(+) Lah, lalu kenapa orang yang menempuh jalan tahajjud, menempuh jalan sedekah, lalu jadi tidak boleh meminta?

(-) Iya juga ya... kenapa jadi tidak boleh?

(+) Situ sendiri'kan yang bilang... sedekah-sedekah saja, tahajjud-tahajjud saja, jangan minta-minta sama Allah?

(-) Bener.

(+) Padahal, mestinya kalimat yang benar itu begini... "tidak tahajjud saja boleh meminta, apalagi tahajjud. Tidak sedekah saja boleh meminta, apalagi bila bersedekah."

(-) Bener.

(+) Dari tadi bener-bener melulu?

(-) Lah, memang bener.

(+) Sekarang siapa yang bingung?

(-) Ya nggak bingung... saya benar situ benar.

(+) Maksudnya?

(-) Beribadah karena sesuatu'kan jadinya tidak ikhlas?

(+) Yah, itu mah namanya kembali kepada pertanyaan semula.
Ikhlas itu jangan dikaitkan dengan meminta. Bila seseorang meminta kepada Allah, jangan dikatakan tidak ikhlas dong?

(-) Lalu, mestinya dikatakan apa buat seseorang yang bersedekah lantaran dia susah?

(+) Dikatakan kepadanya, "Dia menempuh jalan yang diberitahu Allah dan Rasul-Nya."

(-) Oh... gitu ya?

(+) Ya... begitu. Ketika Allah bilang bahwa Allah akan membantu yang mau membantu sesama, lalu ada seseorang yang keluar dari rumahnya membantu orang lain karena dia ingin kesusahannya dibantu Allah, masa salah?
Bukankah ini berarti dia mempraktikkan cara-cara Allah bila ingin dibantu. Dan berarti dia dapat pahala tersendiri, yaitu pahala menjawab seruan Allah, pahala percaya sama Allah.

(-) Tapi'kan nggak bener dong?

(+) Nggak bener gimana?

(-) Kok aneh ya, ibadah'kan harusnya murni, ikhlas?

(+) Ya itu tadi, sebab pemahaman ikhlasnya kali yang salah. Mestinya ikhls itu adalah tidak dikaitkan dengan do'a, dengan permintaan. Kasihan hamba-hamba-Nya Allah yang memang menginginkan sesuatu dari Allah, dan Allah memang membuka pintu-Nya dan murah memberi hadiah kepada hamba-Nya yang mau menegakkan ibadah. Lebih kasihan lagi kepada orang-orag yang tidak tahu bagaimana caranya merayu Allah.

(-) Jadi, tetep disebut ikhlas nih bila seseorang beribadah karena sesuatu?

(+) Kalimatnya barangkali begini, orang itu punya tauhid yang bagus. Punya iman yang bagus. Karena percayanya dia sama cara yang dianjurkan Allah dan Rasul-Nya, lalu dia tempuh jalan itu. Secara simpelnya, disebut tidak ikhlas itu kalau ia ngomongin dia punya amal ke kiri dan ke kanan dengan maksud riya atau sombong, sum'ah/berbangga diri. Kalau ke Allah mah namanya do'a, harapan, permintaan, munajat.

(-) Iya juga ya... apalagi meminta itu'kan ibadah juga ya?

(-) Nah... berarti kalau seseorang mau sedekah, dan ia punya permintaan, berarti ada dua ibadah?

(+) Betul... ibadah "sedekah" dan ibadah "meminta".

(-) Dapat dua pahala ya?

(+) Ya... dapat dua keutamaan.

(-) Paham saya sekarang.

(+) Masa?

(-) Iya.

(+) Lalu masih menyalahkan orang yang bersedekah lantaran proyeknya pengen lancar?

(-) Masih.

(+) Lah?

(-) Ya iya... namanya juga bingung,

(+) Ya sudah... nggak apa-apa. Kan nggak maksa supaya situ mau minta sama Allah. Jadi, ya nggak apa-apa bingung juga, silahkan saja. Kalau saya mah nggak bingung. Bagi saya, saya percaya sama Allah, percaya sama cara-cara-Nya Allah. Allah bilang, kalau mau begini, begitu. Kalau mau begitu, begini. Lalu saya ikuti itu. Ini namanya tunduk, patuh, dan taat. Sekali lagi, ini namanya keutamaan dari percaya sama Allah.

Yah, namanya juga orang bingung, ga usah ikut-ikutan bingung deh...
Yang jelas sekarang ini, banyak orang yang tidak berani minta sama Allah. Padahal Allah sendiri yang menyuruh meminta kepada-Nya. Masa ketika seseorang meminta jadi salah?
IYA NGGAAK...??



an Introuction to THE MIRACLE OF GIVING
UST. YUSUF MANSUR

Rabu, 29 Juli 2009

Menjaring Pelanggan Lewat Fes bukan


"Mas Jason (panggil saja demikian, karena dia sering dipanggil Son ama pelanggannya "Son.. mie ayamnya siji maning sooon.."), sedang apa kok asik bener di pojokan?" tanyaku.

"Eh mas ganteng...( satu hal yang aku suka dari Jason adalah : Orangnya suka bicara Jujur!), ini mas, lagi update status!!..."

WADEZIG!!

"weehhh... njenengan fesbukan juga to??" tanyaku heran

"Ya iyalah mas... hareee geneee ga fesbukan?!.. .
Lagian kan lumayan juga buat menjaring pelanggan lewat fesbuk, kata pak Hermawan Kertajaya kan dalam berdagang kita harus selalu melakukan diferensiasi termasuk dalam hal pemasaran mass.. "

GLEK!! kalah gw
Gw yang sering naik Keretake jawa aja gak tau kalo ada yg namanya Hermawan Kereta Jaya

"emang mas statusnya apa?" tanyaku penasaran

"nih mas aku bacain :
Promo Mie Ayam, beli dua gratis satu mangkok, beli tiga gratis nambah kuah, beli empat gratis timbang badan... takutnya anda obesitas...
segera saya tunggu di gang Jengkol, depan tengkulak Beras Mpok Hepi. Mie Ayam Jason : Melayani dengan Hati... ampela, usus dan jeroan ayam
lainnya.."

GUBRAK!!
Dua kosong untuk mas jason...
Gw yg uda lama fesbukan aja ga bisa bikin status se atraktif dia..

Tapi ada yg aneh pas kulirik ke henpon yang dia pake aku kira henponnya blekberi atau minimal nokia seri baru yang uda bisa pake internetan Selidik punya selidik, ternyataa... henponnya lawas bin jadul... HP yang masih monokrom, suara belum poliponik, dan masih pake antena luar kayak radio AM

"mas, tapi kok bisa update fesbuk pake henpon sederhana gitu? (bahasa halusnya henpon lawas) Gimana caranya??

"Owwh.. gampang mas, saya tinggal nulis statusnya lewat SMS lalu kirim ke Tri" jawab dia datar

"Ohh.. mas nya pake Kartu Three ya? Yang gratis internetan itu?"

" Bukaaaan mas, Tri itu lengkapnya Tri Ambarwati... Dia itu pacar saya, sama-sama dari Tegal, yang kerjaannya jagain Warnet 24 Jam! Jadi kalo butuh update, tinggal sms dia aja nanti dia yang gantiin status saya, Lha wong dia tiap hari di depan komputer jagain warnet. Paling sebagai balesannya saya gratisin mie ayam seminggu sekali... murah to..."

Mendadak kepalaku pusing. Bagaikan menderita dehidrasi akut sekaligus hipotermia tingkat tiga, aku limbung mendengar jawaban spektakuler dari mas jason...
BRUK!!

"lho mas.. mas... jadi beli mie ayam ndak...kepriben iki?"

MAU UPDATE STATUS GRATIS
PAKETRI

MAU ???

(sumber : forward orang-orang)

Senin, 27 Juli 2009

Obat Tradisional untuk Batuk dan Flu.


Sebenarnya sejak dulu alamsudah memberikan solusi bagi berbagai macam penyakit manusia. Sayang, karenatidak praktis – meski lebih aman – obat alamiah itu pelan-pelan tergusur olehobat sintetis. Namun, seiring dengan merebaknya efek sampingan obat-obatansintetis , obat alamiah kini dilirik lagi.

Batuk?”Ambil saja umbut cangkuang (Pandanus furicatus) kemudian makanlangsung mentah atau disekam dahulu dalam bara api (dibubuy),” ujarsi pemandu lapangan di Citalahab saat melakukan survei tumbuhan di kawasanTaman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat.

Lain lagi dengan orangLindu (Sulawesi Tengah) yang menyarankan cukup dengan minum air rebusan daunbalimoa (Blumea balsamifera) untuk mengobati batuk sekaligus asma.Sementara itu, orang Pabera Manera (Sumba, NTT) menyatakan dengan meminum air perasan daun ripaita (Momordicacharantia) derita batuk yang disertai demam akan hilang.

Di Bali, orang Sembiranmengetahui bahwa daun intaran (Azadirachta indica) berkhasiat untukmengobati influenza. Caranya, tumbuk daun tadi bersama-sama dengan bawang merahdan sedikit garam kemudian diperas. Air perasan ini kemudian diminum sedangkanampasnya dibalurkan pada badan si penderita.

Heboh PPA

Begitulah, untuk batuk saja alam kita menyodorkan banyak alternatif. Masyarakat tradisional- lah yang dengankearifannya memanfaatkan hal itu. Sayang, semua itu seolah-olah dianggapperadaban kuno belaka. Lalu kita sepertinya membiarkan pengetahuan besertatetumbuhanny a musnah ditelan masa seiring menghilangnya para leluhur kita(dukun/tabib/ kepala adat) di muka bumi tercinta ini.

Dalam belitan krisis, semua orang terhenyak saat harga obat-obatansintetis modern melambung sangat tinggi. Ini ironi, karena negeri kita kayarempah-rempah dan bahan obat alami. Mengapa tak kita tengok orang-orang tuadahulu yang memiliki kesehatan relatif lebih prima meski “hanya”mengandalkan sumber-sumber obat alami, baik dari tumbuhan maupun hewan anugerahSang Pencipta?

Kini, obat-obat sintetis kimiawi satu-persatu berguguran di pasaran,seiring dengan meningkatnya pengetahuan para ahli medis-farmasi terhadap efeksampingan pemakaian obat tersebut. Juga dengan bertambahnya pengalaman pribadikonsumen sendiri tentang timbulnya gejala-gejala penyakit lain akibatmengonsumsi obat-obat kimiawi.

Salah satu kabar terbaru adalah adanya sinyalemen beberapa jenis obatbatuk dan flu yang telah beredar luas di pasaran dan telanjur digandrungimasyarak at umum ternyata dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatantekanan darah yang akhirnya bisa menyebabkan stroke! Hal ini akibat adanyakandungan kimiawi yang di beberapa negara seperti Amerika dan Singapura telahdilarang penggunaannya, yaitu phenyl propanolamine, PPA (tengok rubrikAdvis Medis Intisari Januari 2001 – Red.). Menyebarnya informasimengenai efek konsumsi obat-obat ber-PPA ini sedikit banyak mempengaruhi sikapdan perilaku masyarakat terhadap keberadaan obat-obatan sintetis kimiawi secaraumum.

Para pencandu obat yang mengandung PPAini mengalami dilema yang cukup rumit, antara kenyataan ilmiah (scientificreality) dan pengalaman (experience). Obat ini memang ampuh dandijual bebas. Tetapi berbahaya!

Dari pekarangan rumah sampai pinggir jalan

Berbagai bukti menunjukkanbahwa sejak zaman purbakala umat manusia sanggup membasmi berbagai penyakitdengan memanfaatkan obat-obatan yang ditemukannya, terutama dalam duniatumbuh- tumbuhan. Manusia purba memang cenderung meniru perilaku binatang dalamhal pemanfaatan tumbuh-tumbuhan, termasuk dalam hal pengobatan.

Bahkan sampai zaman modernini pun mereka tetap memanfaatkan binatang dalam menguji obat-obatan yangditemukannya. Demikianlah, pengetahuan manusia tentang berbagai tumbuhan dankhasiatnya, sebenarnya telah berkembang sangat mengagumkan. Sayang sekali,pengetahuan tersebut sulit melewati masa suksesi, karena jarang berbentuktulisan yang bisa dibaca sepanjang zaman. Bahkanpengetahuan lisan sekalipun, sebagian besar tidak terwariskan ke generasiberikutnya. Ketidakpedulian generasi penerus menyumbang andil pula dalam hilangnyapengetahua n tadi.

Tidaklah heran, sebagian besar pengetahuan pemanfaatan tumbuh-tumbuhanseba gai bahan obat dan pengobatan alami boleh dikata telah musnah dari alampikiran manusia sekarang. Lihatlah betapa kaum muda kurang peduli terhadapkeberadaan tumbuhan obat di sekitarnya. Kaum tua pun hanya bisa menyaksikanproses pemusnahan sumber-sumber bahan obat alami, yang tergilas berbagai proyekmodernisasi.

Kita patut bersyukur, seperti digambarkan pada awal tulisan ini,ternyata masih tersisa berbagai pengetahuan pengobatan asli Indonesia diberbagai pelosok negeri tercinta ini. Berdasarkan survei ke desa-desa terpencildi kawasan Nusantara, desa-desa tersebut memiliki pengetahuan tentang bahan dancara pengobatan yang berbeda-beda, namun memiliki kesamaan dalam hal kearifanpemanfaatan tetumbuhan.

Demikian halnya dengan penyakit batuk dan flu yang lazim menimpasebagian besar masyarakat Indonesia. Meskipun kedua penyakit ini bolehdikatakan penyakit ringan, namun tetap membawa dampak yang berat kepada lingkungansekitar. Oleh karenanya di berbagai desa cukup banyak pengalaman pemanfaatantumbuh- tumbuhan sebagai obat kedua penyakit tersebut.

Flu atau sering pula disebut pilek, adalah suatu penyakit yangdisebabkan oleh virus. Biasanya terjadi pada saat-saat udara dingin, kehujanan,terlalu banyak minum es, atau akibat kelelahan dan kurang tidur. Penyakit inisebenarnya tidak berbahaya, namun bila dibiarkan terus menerus tanpa diobatiakan sangat mengganggu aktivitas hidup si penderita maupun orang di sekitarnya.Bahkan penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui udarabebas, sehingga bisa merepotkan banyak orang. Oleh karena itu dianjurkan bagiorang yang terkena flu untuk sementara istirahat di rumah.

Biasanya penyakit ini mempunyai gejala-gejala seperti sakit kepala,rasa nyeri pada otot dan sendi terutama punggung, berkeringat, perubahan suhubadan tak menentu, terkadang menggigil, kurang nafsu makan, sering puladisertai batuk dan sesak napas.

Dengan demikian gejala-gejala inilah yang harus segera dipulihkankembali, sehingga dalam pengobatan tentunya dicari obat yang mempunyaisifat- sifat mengurangi nyeri (analgesik), penurun panas (antipiretik) , penyegarbadan (roboransia) , dan penambah nafsu makan (stomakik).

Bila saja manusia jeli dan yakin akan anugerah alam yang diberikanTuhan sang penciptanya, tentu tidak sulit untuk mencari obat-obat yang bersifatdemikian. Orang tempo dulu telah membuktikan. Banyak sekali jenis-jenistumbuhan di sekitar kita, baik di pekarangan rumah, tegalan, kebun, sawah, ataupinggir jalan sekalipun, yang dapat dimanfaatkan. Beberapa di antaranya:

- Analgesik: daun sembung (Blumea balsamifera), daun pepaya (Caricapapaya), bunga cengkeh (Syzygium aromaticum), rimpang kunyit (Curcumadomestica), dan rimpang kencur (Kaempferia galanga).

- Antipiretik: buah kapulaga (Amomum cardamomum), buah belimbingmanis (Averrhoa carambola), buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi),rimpang bangle (Zingiber cassumunar), daun cincau (Cyclea barbata)dan daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata).

- Stomakik: daun seledri (Apium graveolens), daun sambiloto (Andrographispanicul ata), rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza), cincau (Cycleabarbata), dan buah pare (Momordica charantia).

- Roboransia: daun bayam duri (Amaranthus spinosus), rimpangkencur (Kaempferia galanga), buah pace (Morinda citrifolia), danbuah pare (Momordica charantia).

Reaksi memang lama, tapi aman

Batuk adalah suatu penyakit refleks fisiologi pada keadaan sehat maupunsakit yang berfungsi untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernapasandari benda-benda asing, yang mengakibatkan tenggorokan terasa gatal. Penyakitini dapat diakibatkan gangguan cuaca seperti udara dingin, angin kencang,hujan, atau perubahan suhu udara.

Bisa pula karena rangsangan mekanis seperti asap dan debu ataurangsangan kimiawi seperti dahak, gas, dan bau. Selain itu radang saluranpernapasan dan alergi juga merupakan penyebab. Batuk, juga terkadang merupakansalah satu gejala akan timbulnya penyakit lain seperti asma, flu, dan TBC.

Untuk itu sangat perlu segera mengatasi batuk sebelum merembet kepenyakit yang lebih parah lagi. Untuk mengatasinya, sebagai pertolongan pertamakita bisa memanfaatkan jenis-jenis tumbuhan sekitar yang memiliki sifat-sifatsebagai pembunuh kuman (antiseptik) , antiradang (anti-inflamasi) , peluruh dahak(ekspektoran) , penenang (hipnotik), dan mengurangi nyeri (analgesik).

Banyak tumbuh-tumbuhan di sekitar kita yang memiliki sifat tersebutbahkan telah diramu dan dikemas dalam berbagai bentuk obat jadi, baik berupasirup, serbuk, pil, maupun tablet. Juga dalam berbagai kemasan jamu olehperusahaan- perusahaan obat tradisional. Beberapa tumbuhan yang memiliki khasiattersebut antara lain:

- Antiseptik: daun sembung (Blumea balsamifera), daun pepaya (Caricapapaya), ketumbar (Coriandum sativum), dan kulit batang delima (Punicagranatum).

- Anti-inflamasi: sambiloto (Andrographis paniculata), rimpangtemulawak (Curcuma xanthorrhiza), daun wungu (Grapthophyllum pictum),dan buah kapulaga (Amomum cardamomum).

- Ekspektoran: daun saga (Abrus precatorius), umbi bawang merah(Allium cepa), umbi bawang putih (Allium sativum), lidah buaya (Aloevera), dan buah kapulaga (Amomum cardamomum).

- Hipnotik: daun kangkung (Ipomoea aquatica), buah pala (Myristicafragrans), dan daun wati (Piper methysticum).

- Analgesik: daun poko (Mentha arvensis) dan daun kelor (Moringaoleifera).

Tentu saja dengan mengonsumsi tumbuh-tumbuhan tersebut di ataspenyembuhannya tidak secepat minum obat-obatan sintetis kimiawi. Perlu tenggangwaktu dan kesabaran serta rutinitas dan komposisi yang seimbang dalampemakaiannya. Namun demikian penggunaan obat secara tradisional dengan ramuantetumbuhan relatif lebih aman dari efek-efek timbulnya penyakit lanjutanseperti yang terjadi pada obat-obatan kimiawi dewasa ini.

Jadi, mengapa tidak coba kembali ke alam? (R. Syamsul Hidayat, staf penelitiKebun Raya Bogor – LIPI)

Sabtu, 25 Juli 2009

tata

sitting on the tree, in her back house, in small village
so quiet, so happy....

Senin, 18 Mei 2009

diet: mau sehat atau kurus??

Haa..yooo... siapa yang bisa jawaaab...??? (baca:dgn gaya Mario Teguh). Hehehe, yang lagi diet tentunya...!!

Sehat atau kurus? ilmu atau gelar? rezeki atau uang?...
Itu semua adalah pilihan pilihan tujuan kita. Tujuan itu belum tentu tepat loh..? Yuk, kita amati kembali apa sebenarnya tujuan hakiki dari semua yang kita lakukan selama ini dan apa yang menjadi efek samping belaka.


Ada istri yang dandan habis habisan dengan tujuan mendapatkan kesetiaan sang suami, bahkan ia sengaja masak makanan untuk dibawa suaminya ke kantor agar suaminya ga usah kemana mana hanya untuk makan siang, ditambah lagi ia menelpon tiap jam hanya untuk mengetahui suaminya ada dimana? tapi ternyata? suaminya menemukan yang lebih cantik lagi, lebih pandai masak, lebih care...?

Pelajar yang begadang semalaman agar pada ujian keesokan harinya mendapatkan nilai yang bagus, tapi ternyata nilainya anjlok juga..

Ada lagi yang berdiet karena ingin langsing, malah jatuh sakit..

Para orangtua yang mencari nafkah, banting tulang mengumpulkan pundi pundi agar bisa membesarkan anak anaknya dengan layak, justru menelantarkan anaknya sendiri..

Lalu apa yang salah dengan orang-orang itu? Caranya mencapai tujuan atau tujuan yang tidak tepat hingga cara yang ditempuh menjadi aneh..?!

Seandainya, si istri tadi tidak hanya fokus pada kesetiaan suami saja. Tapi justru fokus untuk menciptakan keluarga yang sakinah, dengan suasana yang damai dan bersahabat, tentunya dia tidak akan aneh-aneh, tapi bisa tetap mempesona. Iya kaan..?contoh, dandan ga usah abis2an deh, secukupnya aja yang penting senyumnya tetep manis (cuit..cuiwit..)!
Masak buat suami, mustinya bukan agar suami ga kemana mana?tapi biar suami bisa makan makanan yang sehat dan bersih. Hehe.. lagian, memangnya njamin kalo makan siang di kantor ga kemana mana lagi?
Nelpon, mustinya merupakan wujud perhatian yang tulus bukan?(bukan wujud kecurigaan..)
Jika ia melakukan semua itu untuk tujuan yang baik, membaikkan diri dengan berbuat yang terbaik untuk yang Maha Baik, hasilnya pasti akan jauh lebih baik. Karena yang akan dia dapatkan adalah kasih sayang dari yang Maha Pengasih. Yang bisa saja datang melalui suami, anak-anak dan orang lain. (eh, nih yang nulis Mario Teguh apa AA Gym ya..?)

Yang kedua, jika si pelajar bertujuan untuk menimba ilmu tentu ia akan belajar sebaik baiknya sehingga pada waktu akan ujian ia tidak perlu begadang lagi, bukankah ujian itu hanya mengulang saja pelajaran pelajaran yang sudah dipelajari? Intinya, kalau dia mengejar ilmu dan bukan nilai tentu ia akan menjadi anak yang pandai dan nilai yang bagus akan mengikutinya.
Sama halnya dengan diet, jika dilakukan dengan tujuan agar sehat, bukan sekedar langsing maka hasil yang akan didapat pasti sempurna. Kenapa? karena jika sudah sehat, maka yang namanya langsing akan nyusul kemudian bahkan mungkin datangnya bisa bareng loohhh..!!

Nah, yang ini paling sering terjadi, bahkan mungkin kita sendiri melakukannya. Banting tulang mencari uang supaya bisa membesarkan anak dengan layak/baik tapi lupa, bahwa yang dibutuhkan itu bukan cuma uang, tapi perhatian dan kasih sayang. Hasilnya, anak kita bahkan lebih dekat dengan pembantu/pengasuhnya, dia lebih mendengar kata kata sang pengasuh daripada orangtuanya sendiri, menyedihkan bukan..?? Itu untuk yang anaknya masih kecil, bagaimana dengan anak2 yang dalam masa puber, dimana mereka butuh sekali perhatian extra dari keluarga, karena jika tidak, dia akan mencari perhatian dari lingkungan. Untung kalau bisa mendapatkan lingkungan pergaulan yang baik, kalau tidak...???
Jika tujuan kita adalah memberi kebahagiaan lahir batin bagi keluarga maka cara yang ditempuh akan jauh lebih baik dari sekedar bekerja keras, mungkin kita akan menemukan cara untuk bekerja lebih cerdas, dengan begitu kebutuhan keluarga bisa terpenuhi baik materil maupun moril.

Teman, tulisan ini hanya untuk mengingatkan saja bagi yang lupa atau hampir lupa..
Karena saya tahu bahwa sebenarnya semua sudah tahu
Oleh karena itu, yuk kita lihat kembali sebenarnya tujuan utama kita apa sih??
Kalau sudah tahu, silahkan fokus ke tujuan and find the right way...!!!

















Jumat, 01 Mei 2009

Segala Puji BagiMu Yang Telah Mengabulkan Segala Doaku..

Terima kasih yaa Allah..
Ketika aku berdoa agar diberikan kekuatan…, Engkau memberikanku cobaan agar aku kuat menghadapinya.
Ketika aku berdoa agar diberikan kebijaksanaan…, Engkau memberikanku masalah agar aku mampu memecahkannya.
Ketika aku berdoa agar diberikan kecerdasan…, Engkau memberikanku otak dan pikiran agar aku dapat belajar dari-Mu.
Ketika aku berdoa agar diberikan keberanian…, Engkau memberikanku marabahaya agar aku mampu menghadapinya
Ketika aku berdoa agar diberikan cinta dan kasih sayang…, Engkau memberikanku orang-orang yang luka hatinya agar aku dapat berbagi dengannya.
Ketika aku berdoa agar diberikan kebahagiaan…, Engkau memberikanku pintu kesempatan agar aku dapat memanfaatkannya.

Kamis, 16 April 2009

PakaiaN KebahagiaaN

Suatu ketika, tersebutlah seorang raja yang kaya raya. Kekayaannya sangat melimpah. Emas, permata, berlian, dan semua batu berharga telah menjadi miliknya. Tanah kekuasaannya, meluas hingga sejauh mata memandang. Puluhan istana, dan ratusan pelayan siap menjadi hambanya.

Karena ia memerintah dengan tangan besi, apapun yang diinginkannya hampir selalu diraihnya. Namun, semua itu tak membuatnya merasa cukup. Ia selalu merasa kekurangan. Tidurnya tak nyenyak, hatinya selalu merasa tak bahagia. Hidupnya, dirasa sangatlah menyedihkan.

Suatu hari, dipanggillah salah seorang prajurit tebaiknya. Sang Raja lalu berkata, “Aku telah punya banyak harta. Namun, aku tak pernah merasa bahagia. Karena itu, ujar sang raja, “aku akan memerintahkanmu untuk memenuhi keinginanku. Pergilah kau ke seluruh penjuru negeri, dari pelosok ke pelosok, dan temukan orang yang paling berbahagia di negeri ini. Lalu, bawakan pakaiannya kepadaku.”

“Carilah hingga ujung-ujung cakrawala dan buana. Jika aku bisa mendapatkan pakaian itu, tentu, aku akan dapat merasa bahagia setiap hari. Aku tentu akan dapat membahagiakan diriku dengan pakaian itu. Temukan sampai dapat! ” perintah sang Raja kepada prajuritnya. “Dan aku tidak mau kau kembali tanpa pakaian itu. Atau, kepalamu akan kupenggal !!

Mendengar titah sang Raja, prajurit itupun segera beranjak. Disiapkannya ratusan pasukan untuk menunaikan tugas. Berangkatlah mereka mencari benda itu. Mereka pergi selama berbulan-bulan, menyusuri setiap penjuru negeri. Seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, seperti perintah Raja. Di telitinya setiap kampung dan desa, untuk mencari orang yang paling berbahagia, dan mengambil pakaiannya.

Sang Raja pun mulai tak sabar menunggu. Dia terus menunggu, dan menunggu hingga jemu. Akhirnya, setelah berbulan-bulan pencarian, prajurit itu kembali. Ah, dia berjalan tertunduk, merangkak dengan tangan dan kaki di lantai, tampak seperti sedang memohon ampun pada Raja. Amarah Sang Raja mulai muncul, saat prajurit itu datang dengan tangan hampa.
“Kemari cepat!!. “Kau punya waktu 10 hitungan sebelum kepalamu di penggal. Jelaskan padaku mengapa kau melanggar perintahku. Mana pakaian kebahagiaan itu!” gurat-gurat kemarahan sang raja tampak memuncak.
Dengan airmata berlinang, dan badan bergetar, perlahan prajurit itu mulai angkat bicara. “Duli tuanku, aku telah memenuhi perintahmu. Aku telah menyusuri penjuru negeri, seluas cakrawala, hingga ke ujung-ujung buana, untuk mencari orang yang paling berbahagia. Akupun telah berhasil menemukannya.

Kemudian, sang Raja kembali bertanya, “Lalu, mengapa tak kau bawa pakaian kebahagiaan yang dimilikinya?

Prajurit itu menjawab, “Ampun beribu ampun, duli tuanku, orang yang paling berbahagia itu, TIDAK mempunyai pakaian yang bernama kebahagiaan.”
***
Teman, bisa jadi, memang tak ada pakaian yang bernama kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan, seringkali memang tak membutuhkan apapun, kecuali perasaan itu sendiri. Rasa itu hadir, dalam bentuk-bentuk yang sederhana, dan dalam wujud-wujud yang bersahaja.

Seringkali memang, kebahagiaan tak di temukan dalam gemerlap harta dan permata. Seringkali memang, kebahagiaan, tak hadir dalam indahnya istana-istana megah. Dan ya, kebahagiaan, seringkali memang tak selalu ada pada besarnya penghasilan kita, mewahnya rumah kita, gemerlap lampu kristal yang kita miliki, dan indahnya jalinan sutra yang kita sandang.

Seringkali malah, kebahagiaan hadir pada kesederhanaan, pada kebersahajaan. Seringkali rasa itu muncul pada rumah-rumah kecil yang orang-orang di dalamnya mau mensyukuri keberadaan rumah itu. Seringkali, kebahagiaan itu hadir, pada jalin-jemalin syukur yang tak henti terpanjatkan pada Ilahi.

Sebab, teman, kebahagiaan itu memang adanya di hati, di dalam kalbu ini. Kebahagiaan, tak berada jauh dari kita, asalkan kita mau menjumpainya. Ya, asalkan kita mau mensyukuri apa yang kita punyai, dan apa yang kita miliki.
Adakah “pakaian-pakaian kebahagiaan” itu telah Anda sandang dalam hati? Temukan itu dalam diri.

Kiriman dari seorang sahabat yang tidak mau disebut namanya

Terima kasih sahabat…

resensi.net

Rabu, 15 April 2009

Jadilah Magnet atas Suksesmu

resensi.net

What you see in your mind, you’re going to hold it in your hand” (Bob Proctor)

Sekarang ini, di mana-mana begitu ramai dibicarakan The Secret, buku yang ditulis oleh penulis kelahiran Australia Rhonda Byrne. Buku yang menggemparkan ini telah memopulerkan nama Rhonda Byrne dan menobatkan dirinya menjadi salah satu perempuan berpengaruh di dunia saat ini. Apakah yang menarik dari buku The Secret ini?

Intisari The Secret adalah The Law of Attraction atau hukum daya tarik. Inti dari hukum daya tarik ini adalah like attract like. Artinya, sesuatu akan menarik sesuatu yang mirip dengannya. Jadi, saat kita memikirkan sesuatu, dikatakan bahwa kita sedang menarik
sesuatu itu ke arah diri kita.

Bayangkanlah seorang ibu yang seringkali mengalami kecopetan. Masalahnya, setiap kali ke pasar, ia selalu membayangkan dan dihantui bayangan para pencopet. Setiap kali mengalami kecopetan, ia semakin ketakutan dan semakin membayangkan hal itu terjadi lagi berulang kali. Pikiran si ibu itu menjadi magnet bagi para pencopet untuk mendekatinya.

Di sisi lain, ada seorang mahasiswa teologi yang mengatakan saat dirinya melancong ke luar negeri, ia tidak memiliki tabungan cukup dan tidak kenal siapa pun. Modalnya hanya berdoa dan membayangkan jalan mulus membentang di hadapannya. Anehnya, banyak kemudahan dan jalan ‘bantuan’ datang menghampirinya saat ia membutuhkan.

Dalam hukum daya tarik ini, pikiran kita bereksistensi ibarat magnet. Pikiran kita memiliki getaran frekuensi yang kita pancarkan ke sekeliling kita. Akibatnya, getaran ini mulai memengaruhi lingkungan sekitar kita dan mulai menarik alam semesta (universe) terkait
berbagai hal kembali kepada diri kita.

Jadi, kalau getaran frekuensi yang kita pancarkan merupakan getaran kesuksesan dan kebahagiaan, alam semesta akan mengatur kesuksesan dan kebahagiaan itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Sebaliknya, bila yang kita pikirkan adalah marabahaya, maka kemungkinan besar hal-hal yang tidak kita inginkan itulah yang bakalan menghampiri kita.

Mendukung mimpi

Seperti dikatakan DR.Joe Vitale, salah seorang pembicara dan penulis yang turut memberikan kontribusi dalam buku The Secret, “Alam semesta akan mulai mengatur dirinya, untuk membuat apa pun yang terpikirkan olehmu, mulai termanifestasikan bagi dirimu”.

Persis seperti pesan Sang Alkemis, novel spiritual Paulo Coelho. Di sana, dikisahkan tentang Santiago, seorang bocah penggembala domba dari Padang Andalusia, yang mengelana mewujudkan mimpi-mimpinya. Pesan utamanya, “Orang yang meyakini seluruh mimpi-mimpinya, maka seluruh alam semesta akan membantunya dalam mewujudkan mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan.”

Bayangkan dengan mereka yang phobia dengan cecak dan takut kalau- kalau ada cecak. Akibatnya, jutsru mereka ‘menarik’ cecak di mana-mana. Demikian pula yang takut kegagalan, justru mereka menarik energi kegagalan dalam diri mereka. Sebaliknya, kalau kita menarik kekayaan, kesuksesan, uluran tangan, dan kebahagiaan, maka itulah
yang akan tertarik ke arah dirimu.

James Ray, salah satu pemikir terkenal dan kontributor buku ini memakai metafora menarik. Bayangkanlah dunia ini seperti kisah lampu Aladin dalam dongeng 1001 Malam. Bayangkan, saat dirimu membutuhkan sesuatu dirimu tinggal menggosok lampunya, maka akan muncul jin ajaib dan berkata pada Anda, “Your wish is my command” (harapan Anda adalah perintah untuk saya). Bayangkanlah alam semesta mengatakan hal tersebut kepada diri Anda.

3 Langkah

Ada tiga langkah dalam proses the Law of Attraction ini. Ketiga langkah tersebut mencakup keberanian meminta (ask), keyakinan akan menerima (believe), dan kemampuan dan perasaan telah menerima (receive). Kalau dicermati prosesnya kembali, maka dikatakan, segala sesuatu dimulai dari keinginan dan kemauan kita untuk meminta dan
mengharapkan hal yang positif terjadi dalam hidup kita.

Seperti dikatakan Jack Canfield dalam bukunya The Aladdin Factor, “Jika kamu tidak pernah meminta, maka kamu tidak akan pernah menerimanya” . Setelah meminta, maka dibutuhkan keyakinan bahwa kita bisa menerimanya.

Banyak orang meminta sesuatu, tetapi kemudian menjadi ragu-ragu sehingga apa yang ada tidak betul-betul termanifestasikan. Tanpa sadar terjadi energi ‘penolakan’ akibat keragu-raguannya.

Langkah terakhir adalah kemampuan kita untuk menerima atau, kalaupun belum terasakan sekarang, tetapi merasa telah mulai dalam proses menerima apa yang diharapkan. Masalahnya, banyak orang tidak sabar dan berhenti saat apa yang diharapkan tidak langsung terjadi. Otak membutuhkan penyesuaian dan alam semesta membutuhkan waktu
mewujudkannya, tetapi kita sendiri harus meyakininya.

Lagi pula, penting pula kita untuk mendoakan dan mengharapkan bantuan tangan dan izin Tuhan sehingga apa yang kita pikirkan terwujud. Sebab, bagaimanapun hukum ini kita imani berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Karena itu, doa dan keyakinan atas berlakunya the law of attraction ini tetaplah menjadi hal penting.

Akhirnya, the law of attraction ini mengingatkan kita satu hal penting. Marilah kita selalu sadar dengan apa yang kita pikirkan. Hal ini akan menjadi sebuah medan magnet yang luar biasa.

Bayangkan, melalui pikiran itulah kita sedang membuat lukisan kehidupan kita sendiri. Kesimpulannya, kita, adalah apa yang kita bayangkan setiap hari.

Sumber: Jadilah Magnet Atas Suksesmu oleh Anthony Dio Martin, Director HR Excellency

Jumat, 03 April 2009

Tuhan memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan

Kakak perempuan saya, Darma adalah seorang pengusaha, tepatnya dibidang property (developer ruko-rumah toko). Dalam menjalankan usahanya itu, dia membutuhkan modal yang tidak sedikit. karena kebanyakan user (calon pembeli) baru akan membayar setelah ruko yang mereka inginkan sudah siap untuk ditempati. Untuk itu dia harus mempunyai modal yang cukup besar agar dapat segera membangun/menyelesaikan ruko-ruko tersebut. Secara kami bersaudara bukan anak orang kaya yang mempunyai warisan sampai tujuh turunan, dan kami juga tidak punya relasi yang sanggup memodali proyek tersebut (minimal nambah2in modal gitu..), maka pilihan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan, jatuh pada BANK.
Nah, setelah kerjasama dengan bank (BTN), ternyata masalahnya tidak langsung selesai begitu saja (hm.. mang enak!). Kenapa?karena bank tersebut mencairkan kredit sedikit demi sedikit, sambil memantau perkembangan usaha yang sedang berjalan.
Sementara kredit yang cair tersebut hanya cukup untuk membayar hutang hutang material saja. Dan untuk membeli materialnya lagi, TB tersebut tidak ingin diutangin lagi alias harus dibayar tunai, alasannya adanya permintaan yang tinggi dari para developer dan stock material yang kurang/sedikit sehingga dia memprioritaskan para pembeli yang membayar tunai.
Sekali lagi usahanya macet. Entah dapat wangsit dari mana, dia menelponku. dan minta tolong siapa tahu saya bisa mendapatkan pinjaman dari bank lain. Kebetulan sayapun sering mendapatkan tawaran KTA dari bank bank, utamanya bank asing. Selama ini saya sering menolak tawaran tersebut, karena memang tidak membutuhkannya. Saya khawatir kalo diterima saya jadi makin konsumtif. Akhirnya, saya berhasil memperoleh pinjaman (KTA) dari 2 bank. Sayangnya pinjaman tersebut masih amat kurang dibandingkan dengan dana yang dia butuhkan. Sekali lagi dia tersenyum getir, yah.. kecewa, tapi harus tetap bersyukur. Pada hari yang sama ketika saya mentransfer dana tersebut, kakakku pun ke ATM untuk mengambilnya karena kebutuhannya yang sudah sangat mendesak. Saat itu juga diapun langsung menyelesaikan urusan2nya termasuk melunasi hutang material, membayar upah tukang, dan juga gaji karyawan yang sedikit terlambat, hingga akhirnya dana yang cair tadi, tinggal ratusan ribu saja.
Tapi Tuhan memang Maha Penolong, Dia tidak tinggal diam melihat ada seorang hambaNya yang bersusah payah untuk mencari nafkah yang halal, yang berusaha keras agar para karyawan, tukang, dan orang2 yang membantunya bisa makan. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan sebenarnya.
Setibanya kakakku di rumah tepatnya sebelum waktu Maghrib, dia telah ditunggu oleh dua orang tamu. AND U KNOW WHAT...??? Dua orang tersebut bermaksud untuk membeli 2 unit ruko yang sedang dibangun. ALHAMDULILLAH... wajah yang tadinya ditekuk kini bisa senyum kembali, kaki yang tadinya terasa melayang layang karena kecapean, akhirnya bisa napak lagi. (hantu kali...??)
Begitulah, sembari nangis terharu (after her user go back of course..) dia menelponku dan menceritakan semua yang terjadi pada hari itu. Dan kami berdua tersadar bahwa apa yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik. Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan.
Lah.. hubungannya apa..??
Yah, kami lupa bahwa kami sebenarnya membutuhkan pembeli dan bukan pinjaman. Dan terbukti Tuhan memberikan pembeli dan bukan pinjaman yang besar seperti yang kami inginkan.

Rabu, 01 April 2009

A HAPPIER YOU

The greatest goal you can set this year is to make peace with your life, no matter your circumstances. These 10 powerful insights from Eckhart Tolle will get you started.

Oneness with All Life by Eckhart Tolle
  1. Don't seek happiness. If you seek it, you won't find it, because seeking is the antithesis of happiness. Happiness is ever elusive, but freedom from unhappiness is attainable now, by facing what is rather than making up stories about it.

  2. The primary cause of unhappiness is never the situation but your thoughts about it. Be aware of the thoughts you are thinking. Separate them from the situation, which is always neutral, which always is as it is. There is the situation or the fact, and here are my thoughts about it. Instead of making up stories, stay with the facts. For example, "I am ruined" is a story. It limits you and prevents you from taking effective action. "I have 50 cents left in my bank account" is a fact. Facing facts is always empowering.

  3. See if you can catch the voice in your head, perhaps in the very moment it complains about something, and recognize it for what it is: the voice of the ego, no more than a thought. Whenever you notice that voice, you will also realize that you are not the voice, but the one who is aware of it. In fact, you are the awareness that is aware of the voice. In the background, there is the awareness. In the foreground, there is the voice, the thinker. In this way you are becoming free of the ego, free of the unobserved mind.

  4. Wherever you look, there is plenty of circumstantial evidence for the reality of time—a rotting apple, your face in the bathroom mirror compared with your face in a photo taken 30 years ago—yet you never find any direct evidence, you never experience time itself. You only ever experience the present moment.

  5. Why do anxiety, stress, or negativity arise? Because you turned away from the present moment. And why did you do that? You thought something else was more important. One small error, one misperception, creates a world of suffering.

  6. People believe themselves to be dependent on what happens for their happiness. They don't realize that what happens is the most unstable thing in the universe. It changes constantly. They look upon the present moment as either marred by something that has happened and shouldn't have or as deficient because of something that has not happened but should have. And so they miss the deeper perfection that is inherent in life itself, a perfection that lies beyond what is happening or not happening. Accept the present moment and find the perfection that is untouched by time.

  7. The more shared past there is in a relationship, the more present you need to be; otherwise, you will be forced to relive the past again and again.

  8. Equating the physical body with "I," the body that is destined to grow old, wither, and die, always leads to suffering. To refrain from identifying with the body doesn't mean that you no longer care for it. If it is strong, beautiful, or vigorous, you can appreciate those attributes—while they last. You can also improve the body's condition through nutrition and exercise. If you don't equate the body with who you are, when beauty fades, vigor diminishes, or the body becomes incapacitated, this will not affect your sense of worth or identity in any way. In fact, as the body begins to weaken, the light of consciousness can shine more easily.

  9. You do not become good by trying to be good, but by finding the goodness that is already within you and allowing that goodness to emerge.

  10. If peace is really what you want, then you will choose peace.

Exerpted from Oneness with All Life by Eckhart Tolle. Published by arrangement with Dutton, a member of Penguin Group (USA), Inc. Copywright © 2008 by Eckhart Tolle

The Power Of Negative Thinking

Cheer up. Be happy. Find the silver lining. Smile.

If you didn't know any better, you might say we're a country that preaches optimism. But some 30 to 35 percent of Americans employ a calculated form of negative thinking—called defensive pessimism—that can lead to very positive results, according to Julie K. Norem, PhD, a professor of psychology at Wellesley College.

We're not talking about a general disposition to see the glass half-empty: "Defensive pessimism is a strategy used in specific situations to manage anxiety, fear, and worry," says Norem, who has conducted seminal research on the subject. "Defensive pessimists," she says, "prepare for a situation by setting low expectations for themselves, then follow up with a very detailed assessment of everything that may go wrong." Once they've imagined the full range of bad outcomes, they start figuring out how they'll handle them, and that gives them a sense of control.

"What's intriguing about defensive pessimists," adds Lawrence Sanna, PhD, a professor of psychology at the University of North Carolina at Chapel Hill, who has also studied the phenomenon, "is that they tend to be very successful people, and so their low opinion of the outcome isn't realistic; they use it to motivate themselves to perform better." For example, an executive is getting ready to pitch a project, and she thinks beforehand, "The client is going to be really difficult; he's not going to like my proposal. I have to make sure I explain things very clearly." "She uses defensive pessimism as a tool to work through all the possibilities so she's prepared for everything, even failure," Sanna says. "And if she does fail, she's ready for it, so it's not so catastrophic."

If all this sounds familiar (take the quiz to see if you use defensive pessimism), a piece of advice from the experts may give you a lift: Don't listen to appeals from friends or family to look on the bright side. "Research shows that if you pressure defensive pessimists into being optimistic, or try to manipulate their mood, their performance deteriorates," says Andrew J. Elliot, PhD, professor of psychology at the University of Rochester. One of the most frequent comments Norem got after publishing The Positive Power of Negative Thinking in 2001 was "Thank you. I can finally tell my mother to shut up."

by Tim Jarvis

When and How to Say "Enough!"

By Martha Beck

There are two ways of going through life: Gather everything in sight, just in case you need it. Or, trust that you'll find exactly what you need, just in time. Guess which one lets you really stop and smell the roses?

Shortly after World War II, executives at Japan's Toyota Motor Company made a decision from which, I believe, we all can benefit. They decided to make cars the way they'd make, say, sushi. Unlike most manufacturers, which bought and stored massive stockpiles of supplies, Toyota began ordering just enough parts to keep their lines moving, just when those parts were needed. This made them spectacularly productive, and turned the phrase "just in time" into business legend.

I know of the Toyota case because in my former life as an academic, I taught international business management. My students and I had some rousing discussions about just-in-time (JIT) manufacturing, as well as its alternative, which is known as just-in-case (JIC) inventory. These students were the first people who hired me as a life coach (perhaps because I could never resist applying business theory to everyday life). When we discussed JIT versus JIC management as a lifestyle strategy, we concluded that Toyota's business innovation could positively impact all of our lives. If you feel overburdened, overstressed, and anxious, I'm betting the same is true for you.

Rabu, 18 Maret 2009

TOY BOX CLEAN UP (tips from father)

In these tough economic times there is nothing better than helping others. My wife and I recently walked into our sons play room and thought a Toys R Us had exploded in there. We had to take action.

We knew that our son would never miss half of the stuff as he had moved on to a few select toys of choice. We wanted to make it fun for him so we took all of his toys and dumped them in the middle of the room. I know what your thinking, why make a mess worse, well sometimes to truly clean house you have to start from the ground floor.

We had just recently purchased toy bins to organize the room so we were in good shape there. We got ours at IKEA, if you guys are looking for a cheap place to get some good looking stuff for your childs play room that is a great place. So we decided to keep only what would comfortably fit in his toy bins.

Once you get your room sorted we took the toys we knew he could part with and packed them all up and took them down to the good will with our son. We wanted him to be involved the in the whole process. We made sure he was putting the toys in the give away bags and made sure he was there and helped us give them to the nice people at the good will.

A few things we did to make this whole process more fun and go much smoother were:

  • We video taped the whole thing so when our son is a little older he can see how big of a helper he was.
  • Once we were done gathering everything to take to the good will we made a tall of about how much we thought it was all worth.
  • After we dropped it off we made sure to get a recipt for tax reasons.
  • And while this may be a backwards thing to do, once we were done we took him and got him ONE toy, very cheap but we wanted him to feel good about helping others.
This tip, like all the others we have given is extremely simple and straight forward. That’s how we do it. Don’t get to complicated, things are easy if you just put a little effort into it.


from:
http://fathershood.com

Home Sweet Home...





Busy Kids





Selasa, 17 Maret 2009

Baby Massage












Massaging your baby enhances the emotional bond with your child and can calm him down, improve sleep patterns and help digestion. It's also a wonderful way for dads, brothers, sisters, grandparents and other caregivers to share special time with the new addition to the family.

Additionally, research has shown that gently massaging premature babies actually helps improve their growth and development. According to one study, preemies who were massaged three times daily for ten days gained almost 50 percent more weight, were more active and alert and were able to leave the hospital six days earlier than other premature infants.

Preparation Tips

* Timing: Choose a point when you're relaxed and unhurried and won't be interrupted. Don't plan to massage your baby when he has a full stomach or is hungry.
* Position/Setting: Make sure you're comfortable. Sit on the floor or on the bed, or put your baby on your lap. Lay your baby on his back on a terry towel since first you'll massage the front of your baby, then the back. The room should be warm (75 degrees if possible). Talk to or sing to your baby. You both might also enjoy some soothing music in the background.
* Massage Oils: Natural oils are the best-almond oil or a fresh bottle of vegetable oil scented with a drop of fragrance, such as lemon, vanilla or lavender. Warm a few drops in your hands. Don't use oil on the head or face. (Cornstarch is useful for a quick, few-minutes massage.)
* Your Baby's Comfort: It's important to respect your baby's space and integrity. Ask permission, even if your baby can't give verbal consent yet. Stop if you sense overstimulation. A newborn may enjoy only two to five minutes of massage, while a child over two months of age might love a more elaborate one.



Rubbing Your Baby the Right Way
1. Begin by making tiny circles on your baby's head. Then smooth your baby's forehead-with both hands at the center, gently press outward as if stroking the pages of a book. Make small circles around your baby's jaw. Massaging around your baby's mouth may comfort him during teething.

2. Warming the oil in your hands, stroke your baby's chest (like an open book again).

3. Roll each arm between your hands; open and massage each finger of each hand.

4. Massage the tummy, one hand following the other, from your baby's right side to the left.

5. Roll each leg between your two hands; massage each foot.

6. Stroke your baby's back -- first back and forth across, then in long, sweeping lines from shoulders to feet. Always keep one hand on your baby. End with a kiss to grow on.



Soothing Stomach Distress

* Very gently stroke your baby's tummy from top to bottom using the outer edges of first one hand, then the other, in a motion like a waterwheel.
* Push his knees onto his tummy, and hold for a count of ten.
* Massage the tummy with one hand following the other in clockwise circles. Picture in your mind-and tell your baby-that a gas bubble is leaving his body.
* Walk your fingers across your baby's tummy from the right to the left side, then down toward your baby's left hip (to move gas toward the rectum). Repeat sequence as needed.

PARENTING TIPS

one of tips to make a happy family

Look who’s listening to you!

Sometimes as parents we wonder if our children ever listen to us. How much can a baby really hear and understand? How can a toddler be listening when she is so engrossed in play? Does a preschooler listen even if he talks a mile a minute? Rest assured your child, no matter what her age, is listening intently to what you say and to what is going on around her. Furthermore, listening is a first step on the path to learning to read.

Babies listen from birth
Hearing develops in pregnancy about the fifth month. After birth, the brain is able to perceive and process all the sounds of speech, even those not contained in the child’s native language. The brain begins to map the sounds of speech as the baby hears adults talking to him. These are the sounds that the child will need to know in order to learn to read.

Parents help their baby listen when they speak in parentese, using a voice that is higher in pitch, slower and more drawn out, and has greater contrasts in inflection. This way of speaking presents speech sounds in exactly the way babies need to be able to listen and process them. It’s not baby talk. Your baby shows she is listening to you by turning to the sound of your voice, smiling and laughing, and moving her arms and legs in excitement.

Toddlers listen on the go
By the end of the first year of life, babies have had lots of experience hearing sounds in their daily lives, and they are beginning to understand that certain sounds represent particular things. This is receptive language. The fact that toddlers are curious and into everything exposes them to many different words and sounds. Toddlers listen, they just do it standing up! As they grow closer to speaking words themselves, they seek lots of language stimulation. Your little one may be glued to your side, as he wants to look in your face, watch your mouth, and hear your words. Listening is very important to language and literacy development in the toddler years, even though it occurs on the move.

Preschoolers are all ears
Most preschoolers are in love with talking. Children this age listen more for meaning and less for the sounds of speech. If your child doesn’t say some sounds clearly, repeat the word using the correct pronunciation rather than pointing out the mistake. Also, help your child learn to slow down and listen by getting her attention and giving her yours when she is trying to tell you something.

Preschoolers are learning to listen to a story and to retell a story or answer questions about it, important skills that prepare the child for learning to read in the next few years. Helping your child to pay attention to key parts of a story can enhance listening skills. You might provide a clue before reading, such as “Let’s see what the boy will buy at the store.” Another strategy is to ask your child to make a prediction, such as “Who do you think Baby Bear will find in his bed?’

Listen up! Here are some things you can do to help your child listen:

* Be sure you have your child’s attention.
* Make eye-contact down on her level.
* Look out for ear infections and treat them promptly.
* Pronounce words the way adults do so your child will know what is correct.
* Speak a little slower.
* Use funny voices when reading a story to interest your child.
* Ask your child to make a prediction about a story.
* Be a good listener to model for your child.

from www.parentsasteachers.org

Sabtu, 14 Maret 2009

cerita anak

Tujuh Burung Gagak

Brothers Grimm



Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seriiring dengan berjalannya waktu, istrinya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasa sayangnya terhadap adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka berani untuk pulang kerumahnya.

Ayahnya yang menunggu di rumah akhirnya hilang kesabarannya dan berkata, "Mereka pasti lupa karena bermain-main, anak nakal!" Karena takut anak perempuannya bertambah sakit, dia lalu berteriak marah, "Saya berharap anak laki-lakiku semua berubah menjadi burung gagak." Saat kata itu keluar dari mulutnya, dia mendengar kepakan sayap yang terbang di udara, sang Ayah lalu keluar dan melihat tujuh ekor burung gagak hitam terbang menjauh. Sang Ayah menjadi sangat menyesal karena mengeluarkan kata-kata kutukan dan tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan itu. Tetapi walaupun kehilangan tujuh orang anak laki-lakinya, sang Ayah dan Ibu masih mendapatkan penghiburan karena kesehatan anak perempuannya berangsur-angsur membaik dan akhirnya anak perempuan tersebut tumbuh menjadi gadis yang cantik.

Gadis itu tidak pernah mengetahui bahwa dia mempunyai tujuh orang kakak laki-laki karena orangtuanya tidak pernah memberitahu dia, sampai suatu hari secara tidak sengaja gadis tersebut mendengar percakapan beberapa orang, "Gadis tersebut memang sangat cantik, tetapi gadis tersebut harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada ketujuh saudaranya." Gadis tersebut menjadi sangat sedih dan bertanya kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya orangtuanya menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Sang Gadis menjadi sangat sedih dan bertekad untuk mencari ketujuh saudaranya secara diam-diam. Dia tidak membawa apapun kecuali sebuah cincin kecil milik orangtuanya, sebuah roti untuk menahan lapar dan sedikit air untuk menahan haus.

Gadis tersebut berjalan terus, terus sampai ke ujung dunia. Dia menemui matahari, tetapi matahari terlalu panas, lalu dia kemudian menemui bulan, tetapi bulan terlalu dingin, lalu dia menemui bintang-bintang yang ramah kepadanya. Saat bintang fajar muncul, bintang tersebut memberikan dia sebuah tulang ayam dan berkata, "Kamu harus menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari gelas, disana kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu.

Gadis tersebut kemudian mengambil tulang tersebut, menyimpannya dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung yang di tunjuk oleh bintang fajar. Ketika dia telah tiba di gunung tersebut, dia baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang. Karena dia berharap untuk menolong ketujuh saudaranya, maka sang Gadis lalu mengambil sebilah pisau, memotong jari kelinkingnya dan meletakkannya di depan pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan sang Gadis dapat masuk kedalam, dimana seorang kerdil menemuinya dan bertanya kepadanya, "Anakku, apa yang kamu cari?" "Saya mencari tujuh saudaraku, tujuh burung gagak," balas sang Gadis. Orang kerdil tersebut lalu berkata, "Tuanku belum pulang ke rumah, jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk dan kamu boleh menunggunya di sini." Lalu orang kerdil tersebut menyiapkan makan siang pada tujuh piring kecil untuk ketujuh saudara laki-laki sang Gadis yang telah menjadi burung gagak. Karena lapar, sang Gadis mengambil dan memakan sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap gelas kecil yang ada. Tetapi pada gelas yang terakhir, dia menjatuhkan cincin milik orangtuanya yang dibawa bersamanya.

Tiba-tiba dia mendengar kepakan sayap burung di udara, dan saat itu orang kerdil itu berkata, "Sekarang tuanku sudah datang." Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari piring mereka. "Siapa yang telah memakan makananku, dan meminum minumanku?" kata salah satunya. Saat burung gagak yang terakhir minum dari gelasnya, sebuah cincin masuk ke mulutnya dan ketika burung tersebut memperhatikan cincin tersebut, burung gagak tersebut berkata, "Diberkatilah kita, saudara perempuan kita yang tersayang mungkin ada disini, inilah saatnya kita bisa terbebas dari kutukan." Sang Gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar perkataan mereka, akhirnya maju kedepan dan saat itu pula, ketujuh burung gagak berubah kembali menjadi manusia. Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia.