Senin, 16 November 2009

THINK LIKE HER.

Pernah suatu hari saya mendengar seorang kawan membacakan sebuah berita yang yaa..hh, sedikit menyebalkan. Isi berita itu kira-kira begini, ada seorang TKW yang baru pulang dari luar negeri tempatnya bekerja, ia bermaksud menengok keluarganya di kampung. TKW tersebut sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak TKW yang menjadi korban asusila di negeri orang. Sayapun tidak mengetahui secara jelas apakah ia akhirnya menjadi wanita penghibur atau tetap sebagai PRT tapi plus-plus, yang jelas penghasilannya bertambah melebihi PRT biasa. Dengan begitu dia bisa mengirim uang ke kampung lebih banyak.

Nah, sesampainya di kampung ternyata perempuan ini hanya memberikan uang pada keluarganya lalu ia dengan segera berangkat lagi ke luar negeri tempatnya bekerja. Padahal di kampung ia mempunyai anak dan suami yang sangat merindukannya, yang tentunya sangat berharap agar ia bisa tinggal lebih lama lagi, atau bahkan tidak usah pergi lagi. Tapi apa yang terjadi, ia hanya datang sekedarnya lalu pergi begitu saja.

Setelah membaca berita itu kawan saya berkomentar ;"sungguh tidak punya hati perempuan itu, sudah di luar kerjanya gak bener, eh pulang pulang cuma ngasih duit lalu pergi, apaan tuh..?!". Dan sayapun setuju dengan pendapatnya tersebut. Tapi, setelah dipikir dan direnungkan kembali dan bahkan setelah saya memposisikan diri menjadi perempuan itu, sayapun berubah pikiran. Ya..., kalau saya menjadi dia, maka saya rasa sayapun akan melakukan hal yang sama.

Eeeiiing...!!!???
Bayangkan saja, kalau kita menjadi dia.
Sudah ternoda, kotor, busuk...
Apa masih punya muka untuk berlama-lama di kampung??
Kalau saya sih pulang kampung aja ga punya nyali kali..!!
Tapi karena rindunya yang sudah membungkah, pada anak dan keluarga maka iapun mengumpulkan segenap keberanian, kekuatan, dan muka tembok tentunya untuk pulang dan bertemu mereka walaupun hanya sesaat..
Ia tahu, keluarganya memerlukan uang. Maka iapun memberikannya.
Ia juga tahu, keluarganya merindukannya. Maka iapun datang.
Tapi iapun tahu, ia tak pantas lagi ada di situ. Tak berhak lagi akan cinta keluarganya. Tak bisa lagi menikmati kebahagiaan bersama mereka. Ia pikir, ia hanya akan mengotori kesucian keluarganya. Maka iapun pergi, begitu saja.....

Sekarang, mari kita tanyakan kembali. Apa perempuan itu tidak punya hati??
I just can say...
Let's think like her..





from:lia's deepest heart.