Jumat, 03 April 2009

Tuhan memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan

Kakak perempuan saya, Darma adalah seorang pengusaha, tepatnya dibidang property (developer ruko-rumah toko). Dalam menjalankan usahanya itu, dia membutuhkan modal yang tidak sedikit. karena kebanyakan user (calon pembeli) baru akan membayar setelah ruko yang mereka inginkan sudah siap untuk ditempati. Untuk itu dia harus mempunyai modal yang cukup besar agar dapat segera membangun/menyelesaikan ruko-ruko tersebut. Secara kami bersaudara bukan anak orang kaya yang mempunyai warisan sampai tujuh turunan, dan kami juga tidak punya relasi yang sanggup memodali proyek tersebut (minimal nambah2in modal gitu..), maka pilihan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan, jatuh pada BANK.
Nah, setelah kerjasama dengan bank (BTN), ternyata masalahnya tidak langsung selesai begitu saja (hm.. mang enak!). Kenapa?karena bank tersebut mencairkan kredit sedikit demi sedikit, sambil memantau perkembangan usaha yang sedang berjalan.
Sementara kredit yang cair tersebut hanya cukup untuk membayar hutang hutang material saja. Dan untuk membeli materialnya lagi, TB tersebut tidak ingin diutangin lagi alias harus dibayar tunai, alasannya adanya permintaan yang tinggi dari para developer dan stock material yang kurang/sedikit sehingga dia memprioritaskan para pembeli yang membayar tunai.
Sekali lagi usahanya macet. Entah dapat wangsit dari mana, dia menelponku. dan minta tolong siapa tahu saya bisa mendapatkan pinjaman dari bank lain. Kebetulan sayapun sering mendapatkan tawaran KTA dari bank bank, utamanya bank asing. Selama ini saya sering menolak tawaran tersebut, karena memang tidak membutuhkannya. Saya khawatir kalo diterima saya jadi makin konsumtif. Akhirnya, saya berhasil memperoleh pinjaman (KTA) dari 2 bank. Sayangnya pinjaman tersebut masih amat kurang dibandingkan dengan dana yang dia butuhkan. Sekali lagi dia tersenyum getir, yah.. kecewa, tapi harus tetap bersyukur. Pada hari yang sama ketika saya mentransfer dana tersebut, kakakku pun ke ATM untuk mengambilnya karena kebutuhannya yang sudah sangat mendesak. Saat itu juga diapun langsung menyelesaikan urusan2nya termasuk melunasi hutang material, membayar upah tukang, dan juga gaji karyawan yang sedikit terlambat, hingga akhirnya dana yang cair tadi, tinggal ratusan ribu saja.
Tapi Tuhan memang Maha Penolong, Dia tidak tinggal diam melihat ada seorang hambaNya yang bersusah payah untuk mencari nafkah yang halal, yang berusaha keras agar para karyawan, tukang, dan orang2 yang membantunya bisa makan. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan sebenarnya.
Setibanya kakakku di rumah tepatnya sebelum waktu Maghrib, dia telah ditunggu oleh dua orang tamu. AND U KNOW WHAT...??? Dua orang tersebut bermaksud untuk membeli 2 unit ruko yang sedang dibangun. ALHAMDULILLAH... wajah yang tadinya ditekuk kini bisa senyum kembali, kaki yang tadinya terasa melayang layang karena kecapean, akhirnya bisa napak lagi. (hantu kali...??)
Begitulah, sembari nangis terharu (after her user go back of course..) dia menelponku dan menceritakan semua yang terjadi pada hari itu. Dan kami berdua tersadar bahwa apa yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik. Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan.
Lah.. hubungannya apa..??
Yah, kami lupa bahwa kami sebenarnya membutuhkan pembeli dan bukan pinjaman. Dan terbukti Tuhan memberikan pembeli dan bukan pinjaman yang besar seperti yang kami inginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar