Pernah suatu hari saya mendengar seorang kawan membacakan sebuah berita yang yaa..hh, sedikit menyebalkan. Isi berita itu kira-kira begini, ada seorang TKW yang baru pulang dari luar negeri tempatnya bekerja, ia bermaksud menengok keluarganya di kampung. TKW tersebut sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak TKW yang menjadi korban asusila di negeri orang. Sayapun tidak mengetahui secara jelas apakah ia akhirnya menjadi wanita penghibur atau tetap sebagai PRT tapi plus-plus, yang jelas penghasilannya bertambah melebihi PRT biasa. Dengan begitu dia bisa mengirim uang ke kampung lebih banyak.
Nah, sesampainya di kampung ternyata perempuan ini hanya memberikan uang pada keluarganya lalu ia dengan segera berangkat lagi ke luar negeri tempatnya bekerja. Padahal di kampung ia mempunyai anak dan suami yang sangat merindukannya, yang tentunya sangat berharap agar ia bisa tinggal lebih lama lagi, atau bahkan tidak usah pergi lagi. Tapi apa yang terjadi, ia hanya datang sekedarnya lalu pergi begitu saja.
Setelah membaca berita itu kawan saya berkomentar ;"sungguh tidak punya hati perempuan itu, sudah di luar kerjanya gak bener, eh pulang pulang cuma ngasih duit lalu pergi, apaan tuh..?!". Dan sayapun setuju dengan pendapatnya tersebut. Tapi, setelah dipikir dan direnungkan kembali dan bahkan setelah saya memposisikan diri menjadi perempuan itu, sayapun berubah pikiran. Ya..., kalau saya menjadi dia, maka saya rasa sayapun akan melakukan hal yang sama.
Eeeiiing...!!!???
Bayangkan saja, kalau kita menjadi dia.
Sudah ternoda, kotor, busuk...
Apa masih punya muka untuk berlama-lama di kampung??
Kalau saya sih pulang kampung aja ga punya nyali kali..!!
Tapi karena rindunya yang sudah membungkah, pada anak dan keluarga maka iapun mengumpulkan segenap keberanian, kekuatan, dan muka tembok tentunya untuk pulang dan bertemu mereka walaupun hanya sesaat..
Ia tahu, keluarganya memerlukan uang. Maka iapun memberikannya.
Ia juga tahu, keluarganya merindukannya. Maka iapun datang.
Tapi iapun tahu, ia tak pantas lagi ada di situ. Tak berhak lagi akan cinta keluarganya. Tak bisa lagi menikmati kebahagiaan bersama mereka. Ia pikir, ia hanya akan mengotori kesucian keluarganya. Maka iapun pergi, begitu saja.....
Sekarang, mari kita tanyakan kembali. Apa perempuan itu tidak punya hati??
I just can say...
Let's think like her..
from:lia's deepest heart.
Tampilkan postingan dengan label tulisanku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tulisanku. Tampilkan semua postingan
Senin, 16 November 2009
Senin, 18 Mei 2009
diet: mau sehat atau kurus??
Haa..yooo... siapa yang bisa jawaaab...??? (baca:dgn gaya Mario Teguh). Hehehe, yang lagi diet tentunya...!!
Sehat atau kurus? ilmu atau gelar? rezeki atau uang?...
Itu semua adalah pilihan pilihan tujuan kita. Tujuan itu belum tentu tepat loh..? Yuk, kita amati kembali apa sebenarnya tujuan hakiki dari semua yang kita lakukan selama ini dan apa yang menjadi efek samping belaka.

Ada istri yang dandan habis habisan dengan tujuan mendapatkan kesetiaan sang suami, bahkan ia sengaja masak makanan untuk dibawa suaminya ke kantor agar suaminya ga usah kemana mana hanya untuk makan siang, ditambah lagi ia menelpon tiap jam hanya untuk mengetahui suaminya ada dimana? tapi ternyata? suaminya menemukan yang lebih cantik lagi, lebih pandai masak, lebih care...?
Pelajar yang begadang semalaman agar pada ujian keesokan harinya mendapatkan nilai yang bagus, tapi ternyata nilainya anjlok juga..
Ada lagi yang berdiet karena ingin langsing, malah jatuh sakit..
Para orangtua yang mencari nafkah, banting tulang mengumpulkan pundi pundi agar bisa membesarkan anak anaknya dengan layak, justru menelantarkan anaknya sendiri..
Lalu apa yang salah dengan orang-orang itu? Caranya mencapai tujuan atau tujuan yang tidak tepat hingga cara yang ditempuh menjadi aneh..?!
Seandainya, si istri tadi tidak hanya fokus pada kesetiaan suami saja. Tapi justru fokus untuk menciptakan keluarga yang sakinah, dengan suasana yang damai dan bersahabat, tentunya dia tidak akan aneh-aneh, tapi bisa tetap mempesona. Iya kaan..?contoh, dandan ga usah abis2an deh, secukupnya aja yang penting senyumnya tetep manis (cuit..cuiwit..)!
Masak buat suami, mustinya bukan agar suami ga kemana mana?tapi biar suami bisa makan makanan yang sehat dan bersih. Hehe.. lagian, memangnya njamin kalo makan siang di kantor ga kemana mana lagi?
Nelpon, mustinya merupakan wujud perhatian yang tulus bukan?(bukan wujud kecurigaan..)
Jika ia melakukan semua itu untuk tujuan yang baik, membaikkan diri dengan berbuat yang terbaik untuk yang Maha Baik, hasilnya pasti akan jauh lebih baik. Karena yang akan dia dapatkan adalah kasih sayang dari yang Maha Pengasih. Yang bisa saja datang melalui suami, anak-anak dan orang lain. (eh, nih yang nulis Mario Teguh apa AA Gym ya..?)
Yang kedua, jika si pelajar bertujuan untuk menimba ilmu tentu ia akan belajar sebaik baiknya sehingga pada waktu akan ujian ia tidak perlu begadang lagi, bukankah ujian itu hanya mengulang saja pelajaran pelajaran yang sudah dipelajari? Intinya, kalau dia mengejar ilmu dan bukan nilai tentu ia akan menjadi anak yang pandai dan nilai yang bagus akan mengikutinya.
Sama halnya dengan diet, jika dilakukan dengan tujuan agar sehat, bukan sekedar langsing maka hasil yang akan didapat pasti sempurna. Kenapa? karena jika sudah sehat, maka yang namanya langsing akan nyusul kemudian bahkan mungkin datangnya bisa bareng loohhh..!!
Nah, yang ini paling sering terjadi, bahkan mungkin kita sendiri melakukannya. Banting tulang mencari uang supaya bisa membesarkan anak dengan layak/baik tapi lupa, bahwa yang dibutuhkan itu bukan cuma uang, tapi perhatian dan kasih sayang. Hasilnya, anak kita bahkan lebih dekat dengan pembantu/pengasuhnya, dia lebih mendengar kata kata sang pengasuh daripada orangtuanya sendiri, menyedihkan bukan..?? Itu untuk yang anaknya masih kecil, bagaimana dengan anak2 yang dalam masa puber, dimana mereka butuh sekali perhatian extra dari keluarga, karena jika tidak, dia akan mencari perhatian dari lingkungan. Untung kalau bisa mendapatkan lingkungan pergaulan yang baik, kalau tidak...???
Jika tujuan kita adalah memberi kebahagiaan lahir batin bagi keluarga maka cara yang ditempuh akan jauh lebih baik dari sekedar bekerja keras, mungkin kita akan menemukan cara untuk bekerja lebih cerdas, dengan begitu kebutuhan keluarga bisa terpenuhi baik materil maupun moril.
Teman, tulisan ini hanya untuk mengingatkan saja bagi yang lupa atau hampir lupa..
Karena saya tahu bahwa sebenarnya semua sudah tahu
Oleh karena itu, yuk kita lihat kembali sebenarnya tujuan utama kita apa sih??
Kalau sudah tahu, silahkan fokus ke tujuan and find the right way...!!!

Sehat atau kurus? ilmu atau gelar? rezeki atau uang?...
Itu semua adalah pilihan pilihan tujuan kita. Tujuan itu belum tentu tepat loh..? Yuk, kita amati kembali apa sebenarnya tujuan hakiki dari semua yang kita lakukan selama ini dan apa yang menjadi efek samping belaka.

Ada istri yang dandan habis habisan dengan tujuan mendapatkan kesetiaan sang suami, bahkan ia sengaja masak makanan untuk dibawa suaminya ke kantor agar suaminya ga usah kemana mana hanya untuk makan siang, ditambah lagi ia menelpon tiap jam hanya untuk mengetahui suaminya ada dimana? tapi ternyata? suaminya menemukan yang lebih cantik lagi, lebih pandai masak, lebih care...?
Pelajar yang begadang semalaman agar pada ujian keesokan harinya mendapatkan nilai yang bagus, tapi ternyata nilainya anjlok juga..
Ada lagi yang berdiet karena ingin langsing, malah jatuh sakit..
Para orangtua yang mencari nafkah, banting tulang mengumpulkan pundi pundi agar bisa membesarkan anak anaknya dengan layak, justru menelantarkan anaknya sendiri..
Lalu apa yang salah dengan orang-orang itu? Caranya mencapai tujuan atau tujuan yang tidak tepat hingga cara yang ditempuh menjadi aneh..?!
Seandainya, si istri tadi tidak hanya fokus pada kesetiaan suami saja. Tapi justru fokus untuk menciptakan keluarga yang sakinah, dengan suasana yang damai dan bersahabat, tentunya dia tidak akan aneh-aneh, tapi bisa tetap mempesona. Iya kaan..?contoh, dandan ga usah abis2an deh, secukupnya aja yang penting senyumnya tetep manis (cuit..cuiwit..)!
Masak buat suami, mustinya bukan agar suami ga kemana mana?tapi biar suami bisa makan makanan yang sehat dan bersih. Hehe.. lagian, memangnya njamin kalo makan siang di kantor ga kemana mana lagi?
Nelpon, mustinya merupakan wujud perhatian yang tulus bukan?(bukan wujud kecurigaan..)
Jika ia melakukan semua itu untuk tujuan yang baik, membaikkan diri dengan berbuat yang terbaik untuk yang Maha Baik, hasilnya pasti akan jauh lebih baik. Karena yang akan dia dapatkan adalah kasih sayang dari yang Maha Pengasih. Yang bisa saja datang melalui suami, anak-anak dan orang lain. (eh, nih yang nulis Mario Teguh apa AA Gym ya..?)
Yang kedua, jika si pelajar bertujuan untuk menimba ilmu tentu ia akan belajar sebaik baiknya sehingga pada waktu akan ujian ia tidak perlu begadang lagi, bukankah ujian itu hanya mengulang saja pelajaran pelajaran yang sudah dipelajari? Intinya, kalau dia mengejar ilmu dan bukan nilai tentu ia akan menjadi anak yang pandai dan nilai yang bagus akan mengikutinya.
Sama halnya dengan diet, jika dilakukan dengan tujuan agar sehat, bukan sekedar langsing maka hasil yang akan didapat pasti sempurna. Kenapa? karena jika sudah sehat, maka yang namanya langsing akan nyusul kemudian bahkan mungkin datangnya bisa bareng loohhh..!!
Nah, yang ini paling sering terjadi, bahkan mungkin kita sendiri melakukannya. Banting tulang mencari uang supaya bisa membesarkan anak dengan layak/baik tapi lupa, bahwa yang dibutuhkan itu bukan cuma uang, tapi perhatian dan kasih sayang. Hasilnya, anak kita bahkan lebih dekat dengan pembantu/pengasuhnya, dia lebih mendengar kata kata sang pengasuh daripada orangtuanya sendiri, menyedihkan bukan..?? Itu untuk yang anaknya masih kecil, bagaimana dengan anak2 yang dalam masa puber, dimana mereka butuh sekali perhatian extra dari keluarga, karena jika tidak, dia akan mencari perhatian dari lingkungan. Untung kalau bisa mendapatkan lingkungan pergaulan yang baik, kalau tidak...???
Jika tujuan kita adalah memberi kebahagiaan lahir batin bagi keluarga maka cara yang ditempuh akan jauh lebih baik dari sekedar bekerja keras, mungkin kita akan menemukan cara untuk bekerja lebih cerdas, dengan begitu kebutuhan keluarga bisa terpenuhi baik materil maupun moril.
Teman, tulisan ini hanya untuk mengingatkan saja bagi yang lupa atau hampir lupa..
Karena saya tahu bahwa sebenarnya semua sudah tahu
Oleh karena itu, yuk kita lihat kembali sebenarnya tujuan utama kita apa sih??
Kalau sudah tahu, silahkan fokus ke tujuan and find the right way...!!!

Jumat, 03 April 2009
Tuhan memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan
Kakak perempuan saya, Darma adalah seorang pengusaha, tepatnya dibidang property (developer ruko-rumah toko). Dalam menjalankan usahanya itu, dia membutuhkan modal yang tidak sedikit. karena kebanyakan user (calon pembeli) baru akan membayar setelah ruko yang mereka inginkan sudah siap untuk ditempati. Untuk itu dia harus mempunyai modal yang cukup besar agar dapat segera membangun/menyelesaikan ruko-ruko tersebut. Secara kami bersaudara bukan anak orang kaya yang mempunyai warisan sampai tujuh turunan, dan kami juga tidak punya relasi yang sanggup memodali proyek tersebut (minimal nambah2in modal gitu..), maka pilihan untuk memperoleh modal yang dibutuhkan, jatuh pada BANK.
Nah, setelah kerjasama dengan bank (BTN), ternyata masalahnya tidak langsung selesai begitu saja (hm.. mang enak!). Kenapa?karena bank tersebut mencairkan kredit sedikit demi sedikit, sambil memantau perkembangan usaha yang sedang berjalan.
Sementara kredit yang cair tersebut hanya cukup untuk membayar hutang hutang material saja. Dan untuk membeli materialnya lagi, TB tersebut tidak ingin diutangin lagi alias harus dibayar tunai, alasannya adanya permintaan yang tinggi dari para developer dan stock material yang kurang/sedikit sehingga dia memprioritaskan para pembeli yang membayar tunai.
Sekali lagi usahanya macet. Entah dapat wangsit dari mana, dia menelponku. dan minta tolong siapa tahu saya bisa mendapatkan pinjaman dari bank lain. Kebetulan sayapun sering mendapatkan tawaran KTA dari bank bank, utamanya bank asing. Selama ini saya sering menolak tawaran tersebut, karena memang tidak membutuhkannya. Saya khawatir kalo diterima saya jadi makin konsumtif. Akhirnya, saya berhasil memperoleh pinjaman (KTA) dari 2 bank. Sayangnya pinjaman tersebut masih amat kurang dibandingkan dengan dana yang dia butuhkan. Sekali lagi dia tersenyum getir, yah.. kecewa, tapi harus tetap bersyukur. Pada hari yang sama ketika saya mentransfer dana tersebut, kakakku pun ke ATM untuk mengambilnya karena kebutuhannya yang sudah sangat mendesak. Saat itu juga diapun langsung menyelesaikan urusan2nya termasuk melunasi hutang material, membayar upah tukang, dan juga gaji karyawan yang sedikit terlambat, hingga akhirnya dana yang cair tadi, tinggal ratusan ribu saja.
Tapi Tuhan memang Maha Penolong, Dia tidak tinggal diam melihat ada seorang hambaNya yang bersusah payah untuk mencari nafkah yang halal, yang berusaha keras agar para karyawan, tukang, dan orang2 yang membantunya bisa makan. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan sebenarnya.
Setibanya kakakku di rumah tepatnya sebelum waktu Maghrib, dia telah ditunggu oleh dua orang tamu. AND U KNOW WHAT...??? Dua orang tersebut bermaksud untuk membeli 2 unit ruko yang sedang dibangun. ALHAMDULILLAH... wajah yang tadinya ditekuk kini bisa senyum kembali, kaki yang tadinya terasa melayang layang karena kecapean, akhirnya bisa napak lagi. (hantu kali...??)
Begitulah, sembari nangis terharu (after her user go back of course..) dia menelponku dan menceritakan semua yang terjadi pada hari itu. Dan kami berdua tersadar bahwa apa yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik. Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan.
Lah.. hubungannya apa..??
Yah, kami lupa bahwa kami sebenarnya membutuhkan pembeli dan bukan pinjaman. Dan terbukti Tuhan memberikan pembeli dan bukan pinjaman yang besar seperti yang kami inginkan.
Nah, setelah kerjasama dengan bank (BTN), ternyata masalahnya tidak langsung selesai begitu saja (hm.. mang enak!). Kenapa?karena bank tersebut mencairkan kredit sedikit demi sedikit, sambil memantau perkembangan usaha yang sedang berjalan.
Sementara kredit yang cair tersebut hanya cukup untuk membayar hutang hutang material saja. Dan untuk membeli materialnya lagi, TB tersebut tidak ingin diutangin lagi alias harus dibayar tunai, alasannya adanya permintaan yang tinggi dari para developer dan stock material yang kurang/sedikit sehingga dia memprioritaskan para pembeli yang membayar tunai.
Sekali lagi usahanya macet. Entah dapat wangsit dari mana, dia menelponku. dan minta tolong siapa tahu saya bisa mendapatkan pinjaman dari bank lain. Kebetulan sayapun sering mendapatkan tawaran KTA dari bank bank, utamanya bank asing. Selama ini saya sering menolak tawaran tersebut, karena memang tidak membutuhkannya. Saya khawatir kalo diterima saya jadi makin konsumtif. Akhirnya, saya berhasil memperoleh pinjaman (KTA) dari 2 bank. Sayangnya pinjaman tersebut masih amat kurang dibandingkan dengan dana yang dia butuhkan. Sekali lagi dia tersenyum getir, yah.. kecewa, tapi harus tetap bersyukur. Pada hari yang sama ketika saya mentransfer dana tersebut, kakakku pun ke ATM untuk mengambilnya karena kebutuhannya yang sudah sangat mendesak. Saat itu juga diapun langsung menyelesaikan urusan2nya termasuk melunasi hutang material, membayar upah tukang, dan juga gaji karyawan yang sedikit terlambat, hingga akhirnya dana yang cair tadi, tinggal ratusan ribu saja.
Tapi Tuhan memang Maha Penolong, Dia tidak tinggal diam melihat ada seorang hambaNya yang bersusah payah untuk mencari nafkah yang halal, yang berusaha keras agar para karyawan, tukang, dan orang2 yang membantunya bisa makan. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan sebenarnya.
Setibanya kakakku di rumah tepatnya sebelum waktu Maghrib, dia telah ditunggu oleh dua orang tamu. AND U KNOW WHAT...??? Dua orang tersebut bermaksud untuk membeli 2 unit ruko yang sedang dibangun. ALHAMDULILLAH... wajah yang tadinya ditekuk kini bisa senyum kembali, kaki yang tadinya terasa melayang layang karena kecapean, akhirnya bisa napak lagi. (hantu kali...??)
Begitulah, sembari nangis terharu (after her user go back of course..) dia menelponku dan menceritakan semua yang terjadi pada hari itu. Dan kami berdua tersadar bahwa apa yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik. Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan.
Lah.. hubungannya apa..??
Yah, kami lupa bahwa kami sebenarnya membutuhkan pembeli dan bukan pinjaman. Dan terbukti Tuhan memberikan pembeli dan bukan pinjaman yang besar seperti yang kami inginkan.
Langganan:
Postingan (Atom)